Senin, 30 Agustus 2010

pengurusan jenazah

MEMANDIKAN JENAZAH

ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN JENAZAH.

1. Sesuai wasiat si mayit. Jika si mayit tlh mewasiatkan kpd sseorang trtentu utk memandikan jenazahnya maka orang itulah yg berhak memandikan.
2. Jika si mayit tdk mewasiatkan kpd siapapun
maka yg berhak adlh ayahnya atau kakek-kakeknya,kmudian anak laki-lakinya atau cucu-cucunya yg laki-laki.
3. Jika tidak ada yang mampu
keluarga mayit boleh menunjuk org yg amanah lagi trpercaya utk memandikannya.
4. Jika si mayit adalah seorang wanita,(sesuai dengan wasiatnya jika ada)
jika tdk ada maka ibunya atau nenek-neneknya, kemudian anak perempuannya atau cucu-cucunya yg perempuan. Jika tdk ada diantara tsb maka keluarganya boleh menunjuk seorang wanita yg amanah lagi trpercaya untuk memandikannya.

TEMPAT MEMANDIKAN JENAZAH.
-harus trtutup,baik dinding maupun atapnya.
Dianjurkan agar yg memandikan jenazah trsbt memilih 2 org dr keluarga si mayit. Seorang diantaranya taat&memahami,agar dpt memberikan pngarahan ketika memandikan jenazah trsbt. Seorang lagi yg awam,sehingga ia dpt menyaksikan jenazah dimandikan&dibolak-balikkan,agar mudah2an menjadi pelajaran baginya.
Tdk diperbolehkan masuk ketempat memandikan jenazah trsbt lebih dr 3 org. Karena hal itu tdk disukai.

PERLENGKAPAN BAGI YG MEMANDIKAN JENAZAH..
-hendaklah ia memakai penutup hidung&mulut agar bau yg tdk sedap tdk sampai tercium olehnya.
-hendaklah ia memakai pelindung tubuh yg baik agar kotoran2 seperti sisa air perasaan daun bidara atau sisa air kapur barus tdk mengenai pakaiannya.
-hendaklah ia memakai sarung tangan agar tdk brsentuhan lansung dgn kulit si mayit&agar kotoran2 tdk mengenai kedua tangannya.

TATA CARA PENYEDIAAN AIR PERASAN DAUN BIDARA atau KAPUR BARUS DLM EMBER.
-mnyediakan bbrpa liter air sesuai dgn takaran yg dibutuhkn yaitu sesuai.
-mnyediakan air perasan didalam ember dicampur dgn 1 gelas ukuran besar berisi perasan daun bidara sesuai dgn takaran.



PERSIAPAN MEMANDIKAN SANG MAYIT.
-menutup aurat si mayit dgn handuk/kain besar mulai dr pusar smpai lututnya (prlu diketahui bhwa aurat sesama wanita juga demikian).
-melepas pakaian yg msh melekat ditubuh jenazah.
-melepas pakaian jenazah dimulai dr lengan baju sblh kanan sampai kerah bajunya,kmudian dr lengan baju sblh kiri smpai kerah bajunya.Selanjutnya dr lubang baju (lubang leher pakaian tempat memasukkan kepala) dr atas smpai kebawah.Stlh itu bagian dpn ditarik dgn prlahan dr bawah handuk pnutup auratnya (hal itu jk si mayit mngenakan gamis / baju pnjang. Jika hnya mngenakan kemeja biasa cukup membuka kancingnya stlh mnggunting lengan baju). Demikian pula caranya jka si mayit mengenakn kaos. Cara melepas celana dr atas sampai kebawah lalu sisi sebelah kiri celananya dgn ttp mnjaga handuk penutup auratnya. Cara mengambil sblh belakang pakaian si mayit,tubuh si mayit dibalik kesebelah kiri lalu pakaiannya digeser ke sebelah kiri. Stlh itu tubuhnya dibalik kesebelah kanan lalu pakaian trsbt dpt diambil dgn prlahan. Dgn catatan handuk penutup auratnya ttp terjaga (jgn smpai tersingkap).
-menggunting kuku tangan&kakinya jka kuku trsbt panjang.
-mencukur bulu ketiaknya jka lebat,jika tdk lebat cukup dicabut saja.
-membersihkan hidung&mulutnya srta menutupnya dgn kapas ktika dimandikan lalu dibuang stlh selesai.

Cara membersihkan tubuh si mayit:
-dibasuh dgn campuran trsbt dgn mempergunakan handuk kecil (kain lap)dimulai dri kepala lalu wajahnya,lalu menyeka bagian tubuh sebelah kanan dgn membalik tubuhnya ke sblh kiri (hendaknya tubuh si mayit ditopang agar tubuh sblh kanannya dpt dibersihkan dgn mudah).
-membersihkan bagian tubuhnya sblh kiri,kemudian menyeka bagian tubuh antara pusar&lutut dr balik handuk penutup aurat. (cacatan: auratnya jgn smpai trsingkap).
Prlu diperhatikan bhwa penyekaan trsbt dilakukan dgn tangan kiri.
-kemudian tubuh si mayit disiram dgn air mulai kepala lalu wajahnya.
-stlh itu menyiram bagian tubuh sblh kanan dgn membalik tubuhnya ke sebelah kiri. Demikian pula cara menyiram bagian tubuh sebelah kiri.
-kemudian menyiram bagian tubuh antara pusar&lututnya dari balik handuk penutup aurat.Penyiraman dilakukan sampai bahan2campuran serta kotoran2 trsebut hilang dan brsih. (cacatan: aurat si mayit harus ttp tertutup).

-membersihkan kotoran yg ada dlm perut si mayit dgn tangan kiri yg terlebih dahulu dibalut dengan kain pembersih.Caranya :Angkatlah sedikit tubuh si mayit (setengah duduk),lalu tekanlah perutnya dgn perlahan sebanyak 3x sampai kotoran2 yg ada dlm perutnya keluar.Stlh itu bersihkanlah kotoran dgn tangan kiri yg telah dibalut dgn kain pembersih,seraya menyiramkan air padanya dgn bantuan seseorang.Jika kotoran trsbt msh terus keluar dr duburnya,maka hendaklah dicuci sampai bersih.Jika msh keluar juga, maka duburnya disumbat dgn kain lalu direkatkan dengan plester.
-mewudhu kan jenazah.Bacalah (ucapan bismillah)Kmudian cucilah kedua telapak tangan si mayit 3x.
Brsihkanlah mulut&hidungnya 3x. Kemudian basuhlah wajahnya&cucilah tangan kananp&kirinya sampai siku 3x. Lalu usaplah kepalanya dimulai dr bagian depan sampai ke belakang serta kedua telinganya.
Stlh itu cucilah kaki kanan&kirinya 3x.
-kemudian siramlah kepala si mayit,wajahnya dgn air yg tlh dicampur td,sambil membasuhnya dgn buih nya.
-selanjutnya basuhlah bagian tubuh sblh kanan si mayit dr pundak sampai ke telapak kaki kanannya dgn membalikkan tubuhnya ke sebelah kiri.
-kemudian basuhlah bagian tubuh sebelah kiri si mayit dr pundaknya sampai ke telapak kaki kirinya dgn membalikkan tubuhnya ke sebelah kanan.
-ulangilah pembasuhan sekali lagi.

-kemudian tubuh si mayit dikeringkandg handuk, mulai dr wajah,dada,punggung,kedua pundak&tangannya srta kedua kaki dan betisnya. Lalu handuk tersebut diletakkan diatas handuk penutup aurat si mayit yg sudah basah td untuk menggantikannya.
Selesailah proses memandikan jenazah, setelah itu jenazah siap untuk dikafani.


MENGKAFANI JENAZAH
Yang perlu diperhatikan adalah sebelum mengkafani mayit sebaiknya mayit dipakaikan celana dalam terlebih dahulu baru kemudian dikafani, berikut tata cara mengkafani jenazah :
1. Siapkan kain kafan
2. Potong sesuai ukuran kain kafan, yaitu : kurang lebih 15.5 meter dengan aturan potongan kain :
a) Kafan 2 lapis dengan panjang @ 2,5 m X lebar kain + 0,5 m lebar potong kain. Total 7,5 meter
b) Baju dengan panjang 2,5 meter, diambil 2/3 dari lebar. Sisanya 1/3 untuk sorban. Total 2,5 meter
c) 1,5 meter untuk lengan baju, 2/3 dari lebar untuk baju. Sisanya 1/3 untuk anak baju. Total 1,5 meter
d) 1 meter untuk sal atau selendang. Total 1 meter
e) 1,5 meter untuk ikat pinggang (1/3 dari lebar). Total 1,5 meter
1. Baru kemdian kita melakukan pengkafanan, caranya :
Mula-mula kita siapkan segala sesuatunya yang diper-lukan untuk mengkafani mayat (kain kafan dan lain-lain). Kemudian sobek / koyak bagian tepi kain kafan tersebut, setelah itu potong kain kafan tersebut (sesuaikan dengan ukuran pemotongan kain kafan sebagaimana telah disebut pada huruf B dari aturan pemotongan kain kafan). Hal tersebut hendaklah disesuaikan dengan kondisi badan / fisik si mayat.
Seterusnya buatlah bajunya, kain sarungnya, cawatnya serta sorban bagi mayat laki-laki atau kerudung bagi mayat perempuan. Disunnatkan pada pertama kali menyobek kain tersebut dengan membaca :
(Allahummaj’al libaasahu (ha) ‘anil kariim wa adkhilhu (ha) Ya Allahu ta’ala birahmatikal Jannata yaa arhamarraahimiin.
Adapun cara meletakkan kain kafan itu ialah dibujurkan ke arah kiblat (letak kaki mayat ke arah qiblat) jika tempat mengizinkan. Susunannya adalah sebagai berikut :
a. Letakkan tali kain kafan sebanyak 5 helai
b. Kain kafan pertama dibentangkan
c. Ikat pinggang mayat dibentangkan
d. Kain kafan kedua dibentangkan
e. Selendang / sal dipasang
f. Sorban dibentangkan di atas sal / selendang
g. Baju dibentangkan
h. Anak baju dibentangkan di atas baju
i. Kain sarung dibentangkan di atas baju
j. Kapas ditebarkan di atas baju dan kain sarung
k. Selasih serbuk cendana dan wewangian ditabur di atas kapas
Hendaknyalah mendahulukan kain yang kanan dari pada kain yang kiri

SHALAT JENAZAH
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia.
Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:

Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap kiblat.
Mayit sudah dimandikan dan dikafani.
Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat gaib.
A. Rukun dan Cara Mengerjakan Shalat Jenazah

Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:

1. Niat melakukan shalat mayit dengan 4 kali takbir.

Niatnya: (untuk mayit laki-laki)

Ushallii ‘alaa haadzal-mayyiyi arba’a takbiiraatin fardhal-kifaayati ma-muuman lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah.”

Niat (untuk mayit perempuan)

Ushallii ‘alaa haadzihil-maitati arba’a takbiiraatin fardhal-kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa.

2. Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidakep), kemudian membaca Al-Fatihah, setelah membaca Al-Fatihah lalu takbir “Allahu akbar”

3. Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat:

Allahumma shalli ‘alaa Muhammad

Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad”

Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:

Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’a;aa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘a;aa Ibraahiima wa ‘allaa aali Ibraahiima. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiima wa ‘alaa aali Ibrahiima fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid.

Artinya: “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”

4. Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:

Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.”

Lebih sempurna lagi jika membaca doa:

Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassi’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaakamaa yu-naqqats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa qihi (haa) fitnatal-qabri wa ‘adzaaban-naar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”
Keterangan:
1. Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
2. Jika mayit anak-anak doanya adalah:
Allahummaj’alhu faratahn li abawaihi wa salafan wa dzukhran wa’izhatan wa’tibaaran wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaaziinahumma wafrighish-shabra ‘alaa quluubihimmaa wa laa taftinhumaa ba’dahu wa laa tahrimna ajrahu.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orangtuanya.”

5. Selesai takbir keempat, lalu membaca:

Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.

Artinya: “Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”

6. Kemudian setelah salam membaca:

As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.

Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”

MENGUBURKAN JENAZAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar